Orangorang Belanda yang mengikuti lomba ketika masih berada di Indonesia . masih ada juga berbagai lomba lainnya, sebut saja makan kerupuk, gigit koin, dan masih banyak lainnya. "Panjat pinang itu sudah terlihat di gambar-gambar kolonial. Lantas pada zaman Jepang saat ulang tahun Djawa Baroe yang dekat dengan masuknya Jepang ke
JawabanProblem Catur, TTS Dan Sudoku Dari Halaman Sport. Jawaban Problem Catur: 1. Mxh7+, Rf8. 2. Mh6+, Rf7. Bangsal yang berdiri sejak zaman Kolonial Belanda itu, kini nampak kusam. Sebuah
ahmadmushowir, nim. 09470086 (2016) bangkitnya nasionalisme sebagai arah dinamika pendidikan islam di indonesia (studi pendidikan era kolonialisme belanda 1908- 1924). skripsi thesis, uin sunan kalijaga yogyakarta. nita siti mudawamah, nim.
SejarahPenggunaan Uang Zaman Belanda. Setelah VOC dinyatakan bangkrut pada tahun 1799, maka Pemerintah kolonial Belanda mengambil seluruh kekuasaan dan kekayaan VOC. Koin ini merupakan koin bernilai sen atau dikenal dengan sebutan peser. Berlaku dari tahun 1856 1945, uang ini pada bagian depan bertuliskan Nederlandsch Indie Cent dan pada
StasiunRangkasbitung dan Museum Multatuli. Stasiun yang berada di Provinsi Banten ini terbilang jauh dari Jakarta. Dari Stasiun Tanah Abang, Stasiun Rangkasbitung dapat dicapai usai 1 jam lebih perjalanan. Dari stasiun ini, kamu cukup berjalan kaki selama 10-15 menit guna bertandang ke Museum Multatuli.
Riyawatperjalanan para apostel serta peranan birokrasi dan kepentingan negara dari era kolonial Hindia Belanda hingga masa Orde Baru ini merupakan bahasan utama dari buku Belenggu Ilmuwan dan Ilmu Pengetahuan karya Andrew Goss. Secara umum, buku ini menceritakan kegagalan para apostel membawa misi pencerahan melalui ilmu pengetahuan yang
Masakolonialisme juga meninggalkan sejumlah mata uang kuno. Ada Real dari Spanyol, uang perak Rijksdaalder dari Belanda, koin Ropij pada masa penjajahan Inggris. Terakhir, terdapat pula uang kertas Gulden pada masa penjajahan Belanda serta uang pemerintah Dai Nippon Jepang.
Indonesian Acronyms & Abbreviations The Blue Book Defence Force School of Languages i Foreword This, the Fourth Edition of the Blue Book, is the most up-to-date reference guide to the abbreviations and acronyms used by the Indonesian government and its institutions. With over 5000 references, and a strong focus on military terminology, the Blue Book provides a unique resource for linguists
ThomasMatulessy atau Thomas Matulessia, dikenal sebagai Kapitan Pattimura atau Pattimura saja (8 Juni 1783 - 16 Desember 1817), adalah pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Haria, Saparua, Maluku.. Menurut buku "Kisah Perjuangan Pattimura" yang ditulis oleh M. Sapija, Pattimura tergolong keturunan bangsawan dari Nusa Ina. Nama Pattimura kini diabadikan sebagai nama Universitas
BabiatSitumorang yang pernah berjuang melawan tentara kolonial Belanda bersama Sisingamangaraja XII. Surat Kertas Hijau (1954), Dalam Sajak (1955), Wajah Tak Bernama (1956), Zaman Baru (1962
miaJamila. Mengenang almarhum bapak yang lahir pada bulan Agustus seratus satu tahun yang lalu dan masa kanak-kanaknya di Nyarumkop, Singkawang, Kalimantan Barat. Tulisan ini juga tulisan ke dua tentang tempat kelahiran almarhum bapakku, yang masa kanak-kanak di antara tahun 1921 - 1931 yang pernah dialami oleh bapakku, sering sekali
Kedatanganbangsa eropa pada masa kolonial membawa mata uang baru masuk ke Indonesia. Pada abad ke-16 Portugis membawa mata uang Piaster Spanyol atau pasmat yang terbuat dari perak. Setelahnya, ada persekutuan dagang VOC dari Belanda dengan mata uangnya seperti rijksdaalder, dukat, stuiver, gulden, dan doit.
adalahsekolah pada zaman penjajahan Belanda. Sekolah ini, kali pertama didirikan di Indonesia pada tahun 1914 11. Mulo Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) adalah Sekolah Menengah Pertama pada zaman pemerintah kolonial Belanda di Indonesia. Meer Uitgebreid Lager Onderwijs berarti "Pendidikan Dasar yang Lebih Luas".
PenjajahanBelanda tak lepas dari sejarah kebangkrutan VOC yang sebelumnya membuka industri dagang di Nusantara. Pada akhir abad ke-18, yaitu abad kebangkrutan VOC di Nusantara dan setelah kekuasaan singkat Britania di bawah pimpinan Thomas Stanford Raffles, pemerintah Belanda mengambil alih kepemilikan VOC. Tepatnya pada tahun 1816.
Konflik China dan Taiwan kembali memanas usai China melangsungkan latihan militer di Selat Taiwan, pada Kamis (4/8/2022). Diberitakan Kompas.com, Jumat (5/8/2022), China menerbangkan beberapa pesawat dan menembakkan rudal langsung di dekat Taiwan.. Latihan militer ini digelar setelah kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan, dan akan berlangsung hingga
WtHS5DH. NilaiJawabanSoal/Petunjuk SEN Koin masa kolonial belanda PESER Koin masa kolonial belanda KETIP Koin masa kolonial belanda PICIS Koin masa kolonial belanda KELIP Koin masa kolonial belanda DUIT Koin masa kolonial belanda AMS Algemene Middelbare School pendidikan menengah umum pada zaman Hindia Belanda BENGGOL Koin emas zaman belanda MULO Sekolah menengah pertama zaman kolonial Belanda singkatan PRAJA Pangreh ... birokrasi pelaksana pada masa pemerintahan kolonial Belanda di daerah PATTIMURA Pahlawan nasional gerilyawan dari Maluku yang melakukan perlawanan ke pasukan kolonial Belanda SWAPRAJA Istilah pada masa kolonial Belanda untuk wilayah yang memiliki hak pemerintahan sendiri RIJSTTAFEL Cara penyajian makanan pada masa kolonial Belanda dengan berbagai macam hidangan Nusantara BOGOR Kota di Jawa Barat yang pada masa kolonial Belanda dikenal dengan nama Buitenzorg DIGOEL Boven ... penjara alam yang didirikan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda di Papua PANGREHPRAJA Penguasa di suatu daerah pd masa pemerintahan kolonial Belanda yang diangkat oleh Belanda PEKOJAN Salah satu tempat bersejarah di Jakarta, pada era kolonial Belanda dikenal sebagai kampung Arab PERANG 1 v bermusuhan di antara dua negara, bangsa, partai, dsb kedua negara itu dalam keadaan -; 2 n pertempuran bersenjata antara dua negara bangsa, p... OLANDA Belanda BORG Jaminan Belanda POP Boneka Belanda ANKER Jangkar Belanda GANS Angsa Belanda VOOR Untuk Belanda OPA Kakek Belanda
Di zaman kolonial Belanda, banyak hal yang dipengaruhi oleh kebudayaan dan kebijakan dari negeri tersebut. Salah satunya adalah penggunaan koin yang berbeda dengan koin yang digunakan di Indonesia pada masa sekarang. Koin masa kolonial Belanda TTS merupakan koin yang digunakan saat itu dan mempunyai nilai sejarah yang cukup tinggi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai koin masa kolonial Belanda TTS. Pada masa kolonial Belanda, koin pertama yang digunakan di Indonesia adalah koin VOC, yaitu koin yang diterbitkan oleh VOC atau Vereenigde Oostindische Compagnie. Koin ini digunakan pada masa Hindia Belanda dan hanya diperbolehkan beredar di wilayah VOC saja. Namun, pada tahun 1817, VOC resmi bubar dan koin VOC pun tidak lagi beredar. Kemudian, pemerintah kolonial Belanda menerbitkan koin yang baru dengan nama Nederlands-Indie. Koin ini diproduksi di Belanda dan dikirim ke Indonesia untuk mempermudah transaksi. Koin ini memiliki motif yang berbeda-beda tergantung pada nilainya. Selain itu, koin ini juga menggunakan bahasa Belanda dan huruf Latin. Bentuk dan Karakteristik Koin Masa Kolonial Belanda TTS Koin masa kolonial Belanda TTS memiliki bentuk dan karakteristik yang berbeda-beda tergantung pada masa dan nilai koin tersebut. Pada awalnya, koin-koin ini memiliki ukuran yang besar dan tebal karena dianggap sebagai simbol kekuasaan dan status. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, koin-koin ini semakin kecil dan tipis karena lebih praktis dan mudah dibawa. Koin ini juga memiliki motif-motif yang berbeda-beda tergantung pada nilainya. Nilai koin ini antara lain 1/4 cent, 1/2 cent, 1 cent, 2 1/2 cent, 5 cent, 10 cent, 25 cent, dan 50 cent. Jenis dan Perbedaan Koin Masa Kolonial Belanda TTS Koin masa kolonial Belanda TTS terdiri dari beberapa jenis, yaitu koin Nederlands-Indie, koin Hindia Belanda, koin Jawa, koin Sumatera, dan koin Willem III. Setiap jenis koin memiliki perbedaan dalam bentuk, motif, dan nilai. Koin Nederlands-Indie memiliki motif tulisan Nederlands-Indie dan lambang kerajaan Belanda. Koin Hindia Belanda memiliki motif berupa lambang kesultanan dan huruf Arab. Koin Jawa memiliki motif berupa angka-angka Jawa dan lambang kesultanan. Koin Sumatera memiliki motif berupa angka-angka Arab dan lambang kesultanan. Sedangkan koin Willem III memiliki gambar wajah raja Willem III dan lambang kerajaan Belanda. Keunikan Koin Masa Kolonial Belanda TTS Koin masa kolonial Belanda TTS memiliki keunikan tersendiri yang membuatnya berbeda dengan koin pada umumnya. Keunikan pertama adalah nilai dari koin yang tergantung pada motif dan ukuran koin tersebut. Semakin besar nilai koin, maka semakin besar pula ukuran koin tersebut. Keunikan kedua adalah penggunaan bahasa Belanda dan huruf Latin pada koin tersebut. Hal ini menunjukkan pengaruh kebudayaan Belanda pada masa kolonial. Keunikan ketiga adalah motif-motif yang berbeda pada setiap jenis koin. Motif ini menggambarkan kekayaan budaya Indonesia pada masa itu. Nilai Sejarah Koin Masa Kolonial Belanda TTS Koin masa kolonial Belanda TTS memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi karena menggambarkan masa lalu Indonesia pada masa kolonial Belanda. Koin ini menjadi bukti sejarah bahwa Indonesia pernah dijajah oleh Belanda dan mengalami banyak perubahan sosial dan budaya. Selain itu, koin ini menjadi saksi bisu perkembangan ekonomi Indonesia pada masa itu. Koin ini juga menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki keragaman budaya yang sangat kaya dan berbeda-beda pada setiap wilayahnya. Koleksi Koin Masa Kolonial Belanda TTS Koin masa kolonial Belanda TTS menjadi salah satu koleksi yang sangat diminati oleh para kolektor koin. Koin-koin ini memiliki nilai sejarah dan seni yang tinggi sehingga menjadi barang yang sangat berharga. Namun, untuk mendapatkan koin-koin ini tidaklah mudah karena sudah sangat langka dan mahal harganya. Koin-koin ini juga menjadi barang pusaka yang sangat berharga bagi masyarakat Indonesia. Kesimpulan Koin masa kolonial Belanda TTS merupakan koin yang digunakan pada masa kolonial Belanda di Indonesia. Koin ini memiliki bentuk, motif, dan karakteristik yang berbeda-beda tergantung pada jenis dan nilai koin tersebut. Koin ini memiliki keunikan dan nilai sejarah yang tinggi sehingga menjadi barang yang sangat berharga bagi para kolektor koin. Koin ini juga menjadi bukti sejarah bahwa Indonesia pernah dijajah oleh Belanda dan mengalami banyak perubahan sosial dan budaya. Koin masa kolonial Belanda TTS adalah salah satu warisan sejarah Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan untuk generasi yang akan datang.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dijual koin dari zaman Belanda, harga permintaan 4 juta, boleh nego. Demikian salah satu postingan di Grup Jual Beli Uang Kuno. Rupanya dia mengambil contoh postingan sejenis di toko online. Lakukah barang tersebut? Tentu saja tidak karena harga tersebut tidak wajar. Dalam kondisi kotor barang tersebut paling dihargai Rp 750 sekeping. Bahkan ada yang dijual secara kiloan atau borongan karena jumlah peredarannya di Nusantara pada masa lalu sangat ketidaktahuan masyarakat awam akan koin 1 Cent yang dikenal sebagai sen bolong. Di kalangan pedagang dan numismatis, koin ini dijual cukup murah, hanya beberapa ribu rupiah. Kecuali yang kondisi mulus, bisa mahal. Apalagi sudah disertifikasi atau di-grading karena biaya grading cukup mahal. Koin sen bolong dalam beberapa variasi tahun Dokpri Tembaga Pemerintahan Hindia-Belanda di Nusantara pernah mengeluarkan beberapa jenis uang. Ada uang kertas, ada juga uang logam koin. Bahan koin berupa perak dan tembaga. Koin sen bolong yang berbahan tembaga dikeluarkan pada 1936 sampai 1945. Ketika itu Ratu Wilhelmina berkuasa di Belanda. Ukuran koin berat 4,0 gram, diameter 23,5 milimeter, dan tebal 1,25 bagian Obverse depan terdapat gambar padi, tulisan Nederlandsch-Indie di atas, dan nominal 1 Cent di bagian Reverse belakang terdapat aksara Jawa dan Arab, yang berarti seperseratus rupiah. Nah, ini menariknya koin sen bolong memiliki tiga bahasa. Tanda P, S, dan D pada koin 1942 dan 1945 Dokpri Jumlah cetakanSetiap tahun jumlah cetakan koin 1 Cent tidak selalu sama. Mungkin disesuaikan dengan kebutuhan. Menurut buku Speciale Catalogus van de Nederlandse Munten van 106 tot heden 1992 tulisan Johan Mevius, diketahui sebagai berikut Tahun pencetakan koin 1 Cent Dokpri Nah, kalau kita perhatikan dengan seksama di belakang angka 1942 dan 1945 ada aksara D, P, dan S. Apakah artinya? 1 2 Lihat Hobby Selengkapnya
Judul Seri Lawasan Uang Kuno. Penyunting Yemima Lintang Khastiti. Penerbit KPG. Terbit 2011. Tebal viii + 88 halaman. Hobi mengoleksi uang kuno marak setidaknya dua dekade ini. Penghobinya akan berburu ke berbagai tempat untuk menambah koleksinya. Tak sedikit pula yang menjajakannya, entah asli atau palsu, di pinggiran jalan hingga situs-situs internet. Uang dibeli dengan uang, dengan nilai yang tinggi. Sejak kelahirannya uang selalu menjadi alat tukar yang penting. Keberadaannya tak bisa dilepaskan dengan lalu-lintas perdagangan di Nusantara. Tak heran jika uang yang digunakan pun beragam, baik bahan pembuatan, bentuk, ukuran, maupun penandanya. Pada masa Hindu-Budha, mata uang masyarakat Jawa berupa potongan emas dan perak, berbentuk setengah bulat, segiempat, atau segitiga, dan terdapat cap bergambar jambang, tiga kuntum bunga, atau tiga tunas daun. Ada yang berbentuk seperti kancing, dengan cap huruf Nagari berbunyi mA pada sisi cembung dan cap bunga empat kelopak pada sisi cekung. Ada juga uang emas berbentuk butiran jagung. Kedua uang seberat 2,4 gram ini digunakan pada zaman Kerajaan Mataram, Kediri, dan Singasari, hingga awal kemunculan Majapahit sekira abad ke-14, yang juga mengedarkan uang tembaga, kuningan, dan timah. Saat itu para pedagang China yang bermukim di wilayah Majapahit sendiri bertransaksi memakai kepeng China –masyarakat Jawa menyebutnya uang gobog. Hiasan pada satu atau kedua sisi uang gobog yang terbuat dari kuningan dan tembaga itu berupa relief manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, tulisan, maupun kehidupan masyarakat Majapahit. Selain itu, ada gobog bertuliskan syahadat dalam huruf Arab, yang membuktikan masyarakat Majapahit yang mayoritas Hindu-Budha sudah menganut Islam. Selain untuk membeli, gobog digunakan sebagai media penyebaran agama dan peranti upacara agama, sesaji, bekal kubur, ataupun jimat. Masa perkembangan Islam ditandai dengan kemunculan kerajaan-kerajaan Islam dari abad ke-13 sampai ke-19. Mata uang kerajaan Islam sebagian besar bertuliskan nama-nama sultan dan tahun hijriyah dengan huruf Arab atau Jawi. Kerajaan Samudra Pasai dan Aceh Darussalam membuat uang emas disebut derham, uang timah kasha, dan uang perak. Kerajaan Palembang mengeluarkan uang berbahan tembaga dan timah piti teboh berlubang di tengah dan piti buntu tanpa lubang. Kerajaan Banten mengedarkan kasha dari tembaga, yang pada satu sisinya bertuliskan huruf Jawa Pangeran Ratu ing Bantam. Kerajaan Cirebon merilis uang buatan orang China, picis. Di sekeliling lubang uang timah yang tipis dan mudah pecah ini tertulis Chirebon. Kerajaan Gowa mengedarkan uang emas, jingara dan uang campuran timah dan tembaga, kupa. Sedangkan Kerajaan Buton menerbitkan uang katun kampua atau bida, juga dikenal dengan lapjesgeld. Konon, uang ini ditenun oleh putri-putri keraton. Untuk mencegah pemalsuan yang diganjar dengan hukuman mati, setiap tahun uang lama ditarik dan dimusnahkan, lalu diganti corak baru. Kerajaan-kerajaan Islam di Pontianak, Banjarmasin, dan Kalimantan Selatan mengedarkan uang tembaga yang disebut duit. Sementara Kerajaan Sumenep mengedarkan uang asing yang diberi cap tulisan Arab, Sumanap, yaitu real batu beredar di Mexico lalu di Filipina, gulden Belanda, dan thaler Austria. Untuk mencegah pemalsuan, uang yang beredar pada 1818-1819 ini diberi cap khusus motif bunga, angka 600, dan tanda pengenal saudagar. Awal abad ke-16, pedagang Portugis mengenalkan uang pasmat dan real dari perak. Kemudian, masa kolonial Belanda beredar uang dengan berbagai nilai satuan schelling, dukat, dukatoon, duit, stuiver, rijksdaalder, dan gulden. Lantaran sulit mendapat bahan baku logam, kolonial Belanda menerbitkan uang kertas menyerupai sertifikat. Menjelang dan setelah VOC bubar, dibuat uang darurat, bonk, terbuat dari potongan-potongan batang tembaga segiempat yang dicetak di Batavia; dan uang bertuliskan INDIAE BATAVORUM. Dan pada 1806-1811 beredar uang logam dan kertas berharga bertuliskan LN Louis Napoleon. Pada masa pendudukan Inggris 1811-1816, di Jawa beredar bermacam uang dari emas, perak, tembaga, dan timah. Salah satu yang terkenal adalah rupee Jawa, yang pada kedua sisinya tertera tulisan dengan huruf Jawa dan Arab. Mata uang Inggris dengan monogram UEIC United East India Company beredar di Bengkulu sejak 1783 dengan satuan suku dan keeping. Kembalinya kekuasaan Belanda, diperkenalkan uang ringgit Belanda Seri Raja Willem der Nederlanden tahun 1840, Raja Willem II der Nederlanden tahun 1848, Raja Willem III der Nederlanden tahun 1865, dan Ratu Wilhelmina der Nederlanden tahun 1930. Bahkan ada uang yang menjadi saksi penderitaan buruh, yakni token perkebunan yang muncul pada era tanam paksa. Uang ini dibuat para pemilik kebun demi mencegah para buruh kabur, dan hanya berlaku di kawasan tertentu. Bentuknya beragam segitiga, segilima, segienam, dan seperti mata. Ketika Jepang menduduki Indonesia, uang kertas yang beredar masih menggunakan bahasa Belanda dengan satuan gulden, sehingga disebut gulden Jepang. ketika Jepang menghapus segala hal berbau Belanda, Jepang memberlakukan uang yang dicetak dalam bahasa Indonesia dan Jepang. Uang kertas yang disebut rupiah Jepang ini tidak bernomor seri dan tidak bertanda tangan pejabat berwenang. Uang itu berlaku hingga beberapa saat setelah pendudukan Jepang berakhir. Pada awal kemerdekaan keadaan ekonomi ditandai dengan hiperinflasi akibat peredaran mata uang yang tak terkendali, sementara pemerintah Indonesia belum memiliki mata uang sendiri. Ada tiga mata uang yang dinyatakan berlaku pada 1 Oktober 1945 mata uang Jepang, mata uang Hindia Belanda, dan mata uang De Javasche Bank. Di antara ketiga mata uang tersebut, yang nilai tukarnya anjlok adalah mata uang Jepang. Peredarannya mencapai empat milyar sehingga terjadi hiperinflasi. Yang paling menderita adalah petani, karena mereka menyimpan banyak mata uang Jepang. Pemerintahan pun demikian. Dalam otobiografinya, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Sukarno menceritakan, dokter pribadinya, Suharto, yang juga menjadi bendahara negara, menimbang setumpuk uang kertas dan membagi-bagikannya kepada para penyelenggara negara secara kiloan. Baca juga Aceh-Ottoman dalam Koin Emas Kekacauan ekonomi akibat hiperinflasi diperparah oleh kebijakan Belanda pada 6 Maret 1946, yang mengumumkan pemberlakuan mata uang NICA di seluruh wilayah yang diduduki pasukan Belanda. Pemerintah Indonesia protes karena melanggar persetujuan bahwa masing-masing pihak tak boleh mengeluarkan mata uang baru selama belum adanya penyelesaian politik. Belanda mengabaikan protes itu dan tetap menggunakan uang NICA untuk membiayai operasi-operasi militernya. Pada 26 Oktober 1946, pemerintah Indonesia memberlakukan mata uang Oeang Repoeblik Indonesia ORI sebagai alat tukar yang sah di seluruh wilayah Indonesia. Ditutupnya percetakan uang di Jakarta oleh Sekutu, membuat Mohammad Hatta mencari percetakan lain dan menemukan percetakan Kolff di Malang, Jawa Timur. Kualitas cetaknya lebih buruk dibanding percetakan di Jakarta. Pencetakan ini dikerjakan dengan tangan, sehingga disebut mesin cetak tangan. “Kami tidak mempunyai apa-apa sebagai penjamin uang kertas itu, kecuali sebuah mesin cetak tangan. Karena mutunya tidak bagus, tak satu pun negara di luar negeri mau menerimanya,” kata Sukarno. Meski ORI resmi beredar pada 31 Oktober 1946, namun tanggal cetak yang tercantum, 17 Oktober 1945. Menyambut peredaran perdana ORI, Hatta mengumumkan melalui siaran radio ke seluruh negeri bahwa Republik Indonesia telah memiliki mata uang sendiri, karena itu mata uang NICA harus ditolak. Kekuatan rupiah setara dengan gulden Belanda sebelum masa perang. Hatta mendesak agar orang Indonesia menganggap rupiah sebagai simbol kemerdekaan dan pembangunan ekonomi. Sejak itu uang Jepang, uang Hindia Belanda dan uang De Javasche Bank tak berlaku lagi. Hanya dua mata uang yang beredar ORI dan NICA; masing-masing diakui oleh yang mengeluarkannya. Pada periode 1947-1949, beberapa daerah mengeluarkan Oeang Repoeblik Indonesia Daerah ORIDA. Hal ini dilakukan buat menahan gempuran uang NICA serta jurus pemalsuan ORI yang dilancarkan Belanda. Peredaran ORIDA berhenti sejak Maret 1950, seiring terbentuknya Republik Indonesia Serikat RIS. Bagi para pecinta uang kuno, buku ini bisa menjadi panduan. Selain membahas sejarah mata uang, buku Uang Kuno yang dikembangkan dari katalog pameran Seni Rupa Numismatik “Duit, Munten”, Bentara Budaya Yogyakarta, 16-27 Januari 2009 ini, dilengkapi gambar tangan uang koin dan bonk zaman Hindia Belanda periode 1720-1900-an karya Moquette, filatelis dan pemerhati budaya asal Belanda. Ada juga potret uang kertas, mulai terbitan De Javasche Bank tahun 1928, hingga terbitan Bank Indonesia seri Sudirman tahun 1968. Tak ketinggalan cerita dan humor terkait uang. Di bagian akhir, memuat potret pernik-pernik terkait uang, misalnya alat bayar non-uang, buku tabungan, surat pinjaman, alat hitung, kotak uang, serta daftar mata uang negara-negara.
koin masa kolonial belanda tts